persahabatanindonesiasyam.id - Dalam semangat mempererat ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan hubungan bilateral antarnegara Muslim, Ketua Pusat Persahabatan Syam-Indonesia (PISY), Dr. Nidal Kamal Abu Ajwah, melakukan pertemuan resmi dengan Yang Mulia Ustadz Samer Bairaqdar, Direktur Departemen Wakaf Damaskus. Pertemuan ini berlangsung dalam suasana hangat dan penuh penghargaan di kantor Departemen Wakaf, ibu kota Suriah.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi simbol persahabatan dua tokoh penting dunia Islam, tetapi juga menjadi langkah konkret menuju kerja sama strategis dalam bidang dakwah, pendidikan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Suriah.
Dakwah dan Ilmu sebagai Jembatan Internasional
Dalam pembahasan yang berlangsung, kedua tokoh menyoroti pentingnya kerja sama yang terstruktur dan berkelanjutan dalam bidang dakwah Islam. Keduanya sepakat bahwa dakwah tidak lagi bersifat lokal, melainkan harus menjadi gerakan global yang mampu menjawab tantangan zaman.
Dr. Nidal Kamal Abu Ajwah menegaskan bahwa Pusat Persahabatan Syam-Indonesia (PISY) berkomitmen untuk menjadi jembatan antara lembaga-lembaga Islam di Indonesia dan Suriah, baik dalam bentuk pelatihan dai, pertukaran pemikiran, maupun penyelenggaraan program dakwah internasional.
Ustadz Samer Bairaqdar, selaku Direktur Departemen Wakaf Damaskus, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyampaikan bahwa Suriah, dengan sejarah keilmuan dan dakwah yang panjang, siap berbagi pengalaman dan membuka ruang kolaborasi yang lebih luas dengan lembaga-lembaga Islam di Indonesia.

Budaya dan Spirit Islam sebagai Landasan Bersama
Selain aspek keilmuan dan dakwah, kedua pihak juga membahas pentingnya kerja sama dalam bidang kebudayaan Islam. Nilai-nilai keislaman yang tertanam kuat dalam tradisi masyarakat Suriah dan Indonesia dinilai sebagai potensi besar untuk memperkuat diplomasi budaya.
Program-program seperti festival kebudayaan Islam, pameran kitab klasik, serta penerjemahan karya ulama Timur Tengah ke dalam bahasa Indonesia menjadi beberapa agenda yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperkaya khazanah keislaman di kedua negara serta mempererat rasa saling menghargai di antara umat Muslim lintas budaya.
Menguatkan Tali Persaudaraan Muslim Antarbangsa
Kerja sama dakwah dan keilmuan ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi memiliki nilai strategis dalam memperkuat hubungan diplomatik berbasis keagamaan antara Suriah dan Indonesia. Di tengah kondisi dunia Islam yang sering kali diuji oleh konflik dan disinformasi, langkah seperti ini menjadi sangat penting sebagai upaya membangun kepercayaan dan solidaritas antarbangsa.
Dr. Nidal menyatakan bahwa umat Islam harus saling menopang dan membangun jaringan kerja sama yang kuat. “Indonesia dan Suriah memiliki ikatan sejarah dan nilai-nilai yang sama. Sudah saatnya kita menatap masa depan bersama,” ujarnya dalam sesi penutup pertemuan.
Ustadz Samer menambahkan bahwa Departemen Wakaf Damaskus membuka pintu seluas-luasnya bagi kerja sama dengan organisasi-organisasi Islam di Indonesia. Ia berharap, dari kerja sama ini akan lahir generasi dai dan intelektual Muslim yang mampu membawa Islam ke arah yang lebih damai, inklusif, dan membangun.
Harapan untuk Masa Depan
Pertemuan antara PISY dan Departemen Wakaf Damaskus ini menjadi sinyal positif akan terjalinnya hubungan yang lebih erat antara Suriah dan Indonesia di masa depan. Baik dalam bentuk dakwah, pendidikan, maupun pertukaran budaya, kerja sama ini diharapkan mampu menjadi model kolaborasi lintas negara yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Dengan semangat persaudaraan dan visi keislaman yang sama, Suriah dan Indonesia kini melangkah bersama menuju penguatan peran Islam dalam membangun perdamaian dunia dan peradaban manusia.